Pada kesempatan kali ini, saya akan membagikan sedikit materi yang berkaitan dengan mata kuliah Keamanan Informasi.
Data Back-up
Backup
adalah proses membuat salinan duplikat dari data penting di cadangan media
seperti CD/DVD, USB, hard disk eksternal, dll. Tujuan utama dari backup adalah
mengembalikan data penting atau file ketika mereka tidak sengaja terhapus atau
rusak. Cadangan data harus menjadi prioritas utama pada saat pemeliharaan
komputer bersama dengan perlindungan virus karena itu memastikan bahwa data
aman jika terjadi hal yang tidak diinginkan. Lebih mudah dan hemat biaya untuk
mencadangkan data dibandingkan dengan pemulihan data jika tidak sengaja
terhapus atau terjadi kerusakan sistem.
Beberapa
hal yang bisa menyebabkan terjadinya kehilangan data antara lain: bencana alam,
human error (tidak sengaja menghapus
data), aplikasi yang corrupt, adanya
serangan virus, dan juga malfungsi pada perangkat keras. Lalu, apa saja hal-hal
yang perlu di back-up? Pertama-tama
tentukan data apa yang sangat penting, contohnya: File lain dalam pembelian CD,
perangkat lunak, dll, Dokumen-dokumen penting, Perangkat lunak yang diunduh
(dibeli) dari internet, Informasi Kontak (buku alamat email), Foto pribadi,
musik, dan video, dan lain-lain.
Direkomendasikan
bahwa melakukan salinan file secara teratur, atau setiap ada perubahan ke file
penting, sehingga salinan terbaru akan tersedia bahkan jika yang asli
hilang/rusak, atau bisa juga melakukan back-up
pada hari yang telah ditentukan (misalnya, setiap hari Senin).
Disaster Recovery Plan
Disaster
recovery plan adalah sebuah rencana yang dibuat untuk kelanjutan sebuah bisnis.
Suatu bencana bisa saja terjadi tiba-tiba tanpa kita sadari. Bencana memang
tidak bisa dicegah, tetapi tentunya kita dapat mempersiapkan sehingga jika
bencana itu datang, kita sudah mempunyai back up plan. Ada tiga jenis discover
recovery plan yan bisa menjadi pertimbangan, tentunya dengan kelebihan dan
kekurangannya masing-masing, yaitu:
Cold site, adalah tipe disaster recovery plan dengan
pembiayaan yang paling murah. Pada tipe ini, kita seperti menyiapkan tempat
pengungsian. Jika terjadi bencana, kita sudah tahu ke mana harus pergi. Tetapi
pada tipe ini, seperti disebut sebelumnya adalah tempat pengunsian. Untuk
masalah IT, tidak disiapkan hardware yang diperlukan, sehingga akan sulit
mengakses data-data perusahaan.
Warm site, adalah tipe
disaster recovery plan yang membutuhkan pembiayaan lebih dari cold site, tetapi
dalam hal data, lebih mudah untuk mengakses. Pada warm site ini, selain tempat
pengungsian, disediakan juga hardware-hardware yang biasa digunakan/ memiliki
spesifikasi yang baik. Namun hardware ini hanya disediakan, belum diinstallasi
dengan software-software khusus yang biasa digunanan dalam kegiatan bisnis.
Hot site, adalah tipe disaster recovery plan yangmembutuhkan
pembiayaan yang paling besar namun mempunyai nilai efisien dan efektivitas yang
tinggi. Hot site dibuat persis dengan lingkungan kerja sebenarnya. Dengan
hardware dan software yang biasa digunakan serta data-data yang sudah
terintegrasi. Hal ini membuat ketika bencana terjadi, hanya tempat bekerjanya
saja yang dipindah, tetapi lingkungannya sama dan sudah siap digunakan.
Dalam
memilih disaster recovery plan ada banyak hal yang harus dipertimbangan. Besar
kecilnya suatu bisnis, banyaknya data yang perlu diaksses, dan faktor-faktor
lainnya. Disaster recovery plan membantu perusahaan tetap menjalankan proses
bisnisnya walaupun terjadi bencana. Selain itu juga menyelamatkan aset-aset
penting ketika terjadi bencana.
Terima kasih, semoga bermanfaat :)
Komentar
Posting Komentar